NAMA : DWI RENO PUSPONEGORO
NIM : 10142205
KELAS : TI51
QUIS dan MID SQA
1.
Software Quality Assurance (SQA)
Planning aktivitasnya melalui apa saja?
Untuk merencanakan SQA diperlukan
aktivitas di beberapa bagian yaitu:
·
Bagian manajemen
Mendeskripsikan ke
bagian manajemen kepentingan SQA terhadap keperluan organisasi.
·
Bagian dokumentasi
Mendeskripsikan
semua penjelasan segala sesuatu tentang produk dalam hal ini adalah software.
·
Bagian standarisasi
Mendeskripsikan semua standard yang
dipakai serta semua ukuran yang digunakan untuk mengukur kualitas suatu
software.
·
Bagian review dan audit
Mendeskripsikan keperluan yang akan
digunakan pada saat review dan audit software setelah software selesai
dikerjakan.
·
Bagian pengujian
Mendefinisikan segala pendekatan dan
metode pengujian untuk menguji apakah suatu software sudah memenuhi kebutuhan
user sebagai salah satu syarat suatu software dikatakan berkualitas.
·
Bagian pelaporan dan aktivitas koreksi
proses
Mendefinisikan prosedur pelaporan,
penelusuran, dan pemecahan masalah (errors) yang ditemukan pada tahap
pengujian, serta mengorganisasikan kembali anggota untuk menyelesaikan masalah
yang sekiranya dapat diselesaikan. Di dalam tahap pelaporan, dilaporkan
masalah-masalah yang terjadi dan pembahasan apakah masalah yang terjadi dapat
dipecahkan atau tidak.
·
Lain-lain
Mendefinisikan
tools, metode SQA, kontrol, pelatihan, manajemen resiko, dan pencatatan lainnya
yang diperlukan selama aktivitas-aktivitas SQA dijalankan.
2.
Apakah
/ bagaimana angka kuantisasi untuk menentukan software berkualitas?
Suatu software
dapat diukur dengan angka kuantisasi. Salah satunya dengan
menggunakan metode Statistical Quality Assurance. Beberapa langkah yang
dilakukan di dalam metode ini adalah:
·
Mencatat
kerusakan (errors) dari software dan menggolongkannya ke dalam beberapa
kategori.
Sebagai contoh
adalah kesalahan pada analisa dan desain (Err1), kesalahan pada user interface
(Err2), kesalahan pada dokumentasi (Err3), dan sebagainya.
·
Mencoba menelusuri asal mula munculnya
errors tersebut.
Dari ketiga contoh errors tersebut
(Err1, Err2, dan Err3), dicari penyebab terjadinya, dan menghitung
persentasinya terhadap penggolongan kesalahan (misalnya: kesalahan kecil,
sedang, dan fatal).
·
Menggunakan prinsip Pareto (80% - 20%),
dimana 80 persen dari kesalahan dianggap dapat ditelusuri dan dicari
penyebabnya dibandingkan sisanya yaitu 20 persen. Prinsip ini dipakai bukan
berarti mengecilkan masalah-masalah yang lain, akan tetapi sebaiknya lebih
fokus terhadap 80 persen dari keseluruhan errors.
Dari ketiga contoh errors tersebut, yang
dilakukan adalah mencari dan fokus terhadap masalah yang menghasilkan errors
terbesar (sebanyak 80% dari keseluruhan errors).
·
Menyelesaikan
kesalahan (errors) yang ditemukan.
Perhitungan errors tersebut disebut
dengan perhitungan error index (EI) di dalam statistical quality assurance.
Rumus yang digunakan adalah :
EI = ∑ (I x PIi)
/ PS
= (PI1 + 2PI2 +3 PI3
+ … +
iPIi) / PS
dimana PI
= Phase Index
PS = ukuran produk (software), dapat
diukur dengan lines of codes (LOC), banyak dokumentasi, dan sebagainya
tergantung masing-masing aktivitas SQA
PIi = ws
(Si / Ei) + wm (Mi / Ei)
+ wt (Ti / Ei)
dimana Ei = jumlah errors yang muncul
selama i langkah dalam proses pembuatan software
Si = jumlah errors
yang dianggap serius / fatal
Mi = jumlah errors
yang dianggap sedang
Ti = jumlah errors yang dianggap kecil / mudah (trivial)
ws = suatu nilai
faktor ukuran untuk errors yang dianggap serius / fatal, dimana nilai yang
direkomendasikan adalah 10
wm =
suatu nilai faktor ukuran untuk errors yang dianggap sedang, dimana nilai yang
direkomendasikan adalah 3
wt =
suatu nilai faktor ukuran untuk errors yang dianggap kecil / mudah (trivial),
dimana nilai yang direkomendasikan adalah 1
Dari nilai EI yang diperoleh, dapat ditentukan kualitas
suatu software dibandingkan dengan suatu standar pengukur SQA yang digunakan.
dari angka kuantitas tersebut, kualitas suatu software dapat diukur.
3.
Ada beberapa penyebab error saat
pengembangan software? Sebutkan dan jelaskan
Ada 9
penyebab error saat pengembangan software. Sembilan penyebab error tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Faulty requirement definition
2. Client-developer communication
failures
3. Deliberate deviation from SW
requirements
4. Logical design errors
5. Coding errors
6. Non-compliance with documentation
and coding instructions
7. Shortcomings of the testing process
8. Procedure errors
9. Documentation errors
Salah satu
penyebab software error adalah coding error. Coding error adalah salah satu
penyebab kesalahan pada pengembangan software yang terjadi karena developer
salah menerjemahkan dokumen desain software ke dalam sebuah bahasa pemrograman,
salah memasukkan data, salah menggunakan tools, dan lainnya.
4.
Bagaimana
melakukan audit kualitas perangkat lunak?
Untuk melakukan
audit kualitas perangkat lunak ada 3 tahapan yaitu:
·
Tahap
persiapan
Di dalam tahap
persiapan ada beberapa hal yang dilakukan yaitu sebagai berikut:
-
Memastikan bahwa audit SQA direncanakan
pada setiap perencanaan Software Project Management.
-
Menyiapkan audit checklist untuk
kebijakan, standard, dan proses-proses yang diperlukan pada saat audit.
-
Mencari data proyek seperti perencanaan
proyek dan spesifikasi kebutuhan software untuk verifikasi produk dan proses.
-
Menyiapkan form untuk laporan audit.
-
Mempersiapkan
meeting dengan Manajer Proyek.
-
Mencatat
pengeluaran yang dilakukan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk melakukan
aktivitas-aktivitas audit SQA pada tahap perencanaan audit SQA ini.
·
Tahap
pelaksanaan
-
Mengadakan
meeting dengan manajer dan pihak-pihak lain yang bersangkutan.
-
Memeriksa
apakah pekerjaan yang dilakukan sudah sesuai dengan kebijakan, standard, dan
proses-proses yang telah ditentukan pada tahap persiapan audit SQA.
-
Mencatat
aktivitas-aktivitas yang sudah berjalan dengan baik dan memberikan award atau
pujian kepada tim proyek.
-
Melakukan
review dengan Manajer Proyek.
-
Mencatat
pengeluaran yang dilakukan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk melakukan
aktivitas-aktivitas audit SQA pada tahap pelaksanaan audit SQA ini.
·
Tahap
penindaklanjutan (follow up)
-
Mendiskusikan
dan melakukan observasi dengan manajer proyek serta melakukan pencocokan.
-
Menentukan
tanggal untuk melakukan perencanaan aktivitas untuk koreksi proses-proses.
-
Menandatangani
laporan audit SQA.
-
Melakukan
verifikasi dan menyetujui aktivitas untuk koreksi proses-proses.
-
Menampilkan
laporan audit SQA kepada manajemen.
-
Melakukan
verifikasi apakah aktivitas untuk koreksi proses-proses sudah lengkap dan
efisien.
-
Melaporkan
masalah-masalah yang tidak dapat dipecahkan kepada manajemen.
Mencatat pengeluaran yang dilakukan Sumber Daya Manusia
(SDM) untuk melakukan aktivitas-aktivitas audit SQA pada tahap penindaklanjutan
audit SQA ini.
5.
Sebutkan dan jelaskan komponen-komponen
yang ada dalam arsitektur SQA
Bentuk skema
dari arsitektur SQA yaitu seperti pada gambar dibawah ini yang saya ambil pada
buku Galin SQA :
Dari gambar
diatas terdapat 6 komponen yang merupakan fondasi dari pembentuk SQA :
1. Pre- Project
components
2. Project
life cycle SQA components
3.
Infrastructure components
4. Quality
Management
5. SQA
standards
6.
Organizational SQA
·
Pre- Project Components
Pada langkah ini merupakan langkah
awal pada tahap arsitektur SQA yang didalamnya terdapat dua komponen lagi
pembentuk pre-project components:
o
Contract
Review
Yang dilakukan pada contract review
melakukan negoisasi kontrak pada customers atau pada sebuah organisasi. Setelah
dilakukan contract review nantinya akan didapatkan sebuah hasil yang disepakati
oleh kedua belah pihak tentang berbagai kebutuhan yang akan diperlukan pada
proses pengembangan. Pada contract review ini dilakukan seperti klarisifikasi
kebutuhan dari customers,kebutuhan sumber daya dan review jadwal proyek,
evaluasi staff yang ada, evaluasi resiko pada proses pengembangan.
o
Development
plan & Quality Plan
Pada tahap ini yaitu melakukan tahap yang dilakukan setelah contract review
telah disetujui dan ditandangani.
Pada tahap ini yang dilakukan yaitu merinci :
1. Tantangan
utama yang terjadi dalam mengatur proyek.
2. Tantangan utama dalam menghasilkan kualitas proyek.
2. Tantangan utama dalam menghasilkan kualitas proyek.
·
Project life cycle SQA components
Siklus hidup proyek
dibagi menjadi dua tahap :
- Tahap pengembangan
- Tahap operasi dan maintenance
Tahap pengembangan
- Review
Review yang dilakukan disini yaitu review dokumen testing, review laporan desain yang telah dibuat, user manual,dll.
Review terdapat 2 yaitu Formal design review dan Peer review.
Yang terkait pada formal design review yaitu : Pimpinan proyek, Manejer Departemen, Ahli Software, dan Ketua departemen.
Sedangkan pada Peer review yaitu bertujuan untuk mendeteksi kesalahan yang akan terjadi pada design dan code.
- Pendapat Para Ahli
Pada tahap pengembangan mengapa dibutuhkan tenaga para ahli? karena para ahli dibutuhkan untuk melakukan kritikan agar mendeteksi kesalahan dari code atau design dikarenakan tim pengembang kurang bisa menangani hal tersebut.
- Melakukan Pengujian Software
Pengujian dilakukan juga untuk mendeteksi kesalahan yang akan terjadi pada design ataupun code. Pengujian yang dilakukan yaitu pengujian modul , intgerasi, dan keseluruhan sistem software.
Tahap Maintenance
Tahap pemeliharaan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dari pengembangan software.
- Tahap pengembangan
- Tahap operasi dan maintenance
Tahap pengembangan
- Review
Review yang dilakukan disini yaitu review dokumen testing, review laporan desain yang telah dibuat, user manual,dll.
Review terdapat 2 yaitu Formal design review dan Peer review.
Yang terkait pada formal design review yaitu : Pimpinan proyek, Manejer Departemen, Ahli Software, dan Ketua departemen.
Sedangkan pada Peer review yaitu bertujuan untuk mendeteksi kesalahan yang akan terjadi pada design dan code.
- Pendapat Para Ahli
Pada tahap pengembangan mengapa dibutuhkan tenaga para ahli? karena para ahli dibutuhkan untuk melakukan kritikan agar mendeteksi kesalahan dari code atau design dikarenakan tim pengembang kurang bisa menangani hal tersebut.
- Melakukan Pengujian Software
Pengujian dilakukan juga untuk mendeteksi kesalahan yang akan terjadi pada design ataupun code. Pengujian yang dilakukan yaitu pengujian modul , intgerasi, dan keseluruhan sistem software.
Tahap Maintenance
Tahap pemeliharaan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dari pengembangan software.
Layanan pemeliharaan
software dikategorikan sebagai berikut :
• Pemeliharaan
Korektif : Koreksi kesalahan perangkat lunak dan kegagalan.
• Pemeliharaan
Adaptif : Mengadaptasi software saat ini untuk keadaan tambahan tanpa mengubah
software.
• Pemeliharaan
Fungsi Perbaikan : Peningkatan dan perbaikan software.
Dan pada tahap ini juga dilakukan pengontrolan terhadap penjaminan kualitas. Sehingga menjadikan pemeliharaan ini menjadi lebih efektif.
·
Infrastructure Components
Pada tahap ini yaitu
bertujuan untuk mengurangi dari tingkat kegagalan software. Pada tahap terdapat
komponen pendukung yaitu :
• Prosedur dan instruksi kerja.
• Prosedur dan instruksi kerja.
•
Template dan checklist.
•
Pelatihan staf, pelatihan ulang, dan sertifikasi.
•
Pencegahan dan tindakan korektif.
•
Konfigurasi manajemen.
• Kontrol Dokumentasi.
·
Quality Management
Tahap ini bertujuan
untuk mengontrol dalam pengembangan dan pemeliharaan proyek. Quality management
dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Project Progress Control
1. Project Progress Control
Tujuan utama dari
project progress control ini yaitu untuk untuk mengetahui progres dari proyek
itu samapai mana agar tidak terjadi penyimpangan dari rencana proyek yang sudah
dibuat.
Tahap ini berfokus pada
sumber daya, jadwal, menejemen resiko, dan biaya.
2. Software Quality Metrics
Tahap ini melakukan berbagai pengukuran terhadap berbagai aspek kualitas untuk mendukung kegiatan pengendalian dan inisiasi.Pengukuran berlaku untuk kualitas fungsional,produktivitas, dan aspek proyek organisasi.
3. Biaya Kualitas Software
Tahap ini melakukan berbagai pengukuran terhadap berbagai aspek kualitas untuk mendukung kegiatan pengendalian dan inisiasi.Pengukuran berlaku untuk kualitas fungsional,produktivitas, dan aspek proyek organisasi.
3. Biaya Kualitas Software
·
SQA Standards
Pada tahap ini memiliki
tujuan :
o
Pemanfaatan
pengetahuan profesional internasional.
o
Peningkatan
koordinasi dengan sistem mutu organisasi lain .
o
Evaluasi
profesional tujuan dan pengukuran prestasi.
Standards yang ada pada SQA ini
seperti : ISO, IEEE, dll sebagai acuan untuk proyek itu agar lebih akurat.
·
Organizational SQA
Tujuan dari
organizational SQA yaitu :
· Mengembangkan dan mendukung pelaksanaan komponen SQA.
· Mendeteksi penyimpangan dari prosedur SQA dan metodologi.
· Menunjukkan perbaikan komponen SQA.
· Mengembangkan dan mendukung pelaksanaan komponen SQA.
· Mendeteksi penyimpangan dari prosedur SQA dan metodologi.
· Menunjukkan perbaikan komponen SQA.
Tahap ini mengacu pada manejemen dalam sebuah proyek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Dipersilahkan bagi yang ingin komentar...