ASSALAMUALAIKUM WR. WB. SELAMAT DATANG YA DI BLOG DWI RENO SEMOGA MEMBAWA MANFAAT YA MAKASIH WASSALAMUALAIKUM WR. WB. :-)

Kamis, 03 Januari 2013

Quis dan MID SQA



NAMA           : DWI RENO PUSPONEGORO
NIM                : 10142205
KELAS          : TI51

QUIS dan MID SQA

1.   Software Quality Assurance (SQA) Planning aktivitasnya melalui apa saja?
Untuk merencanakan SQA diperlukan aktivitas di beberapa bagian yaitu:
·         Bagian manajemen
Mendeskripsikan ke bagian manajemen kepentingan SQA terhadap keperluan organisasi.
·         Bagian dokumentasi
Mendeskripsikan semua penjelasan segala sesuatu tentang produk dalam hal ini adalah software.


·         Bagian standarisasi
Mendeskripsikan semua standard yang dipakai serta semua ukuran yang digunakan untuk mengukur kualitas suatu software.
·         Bagian review dan audit
Mendeskripsikan keperluan yang akan digunakan pada saat review dan audit software setelah software selesai dikerjakan.
·         Bagian pengujian
Mendefinisikan segala pendekatan dan metode pengujian untuk menguji apakah suatu software sudah memenuhi kebutuhan user sebagai salah satu syarat suatu software dikatakan berkualitas.
·         Bagian pelaporan dan aktivitas koreksi proses
Mendefinisikan prosedur pelaporan, penelusuran, dan pemecahan masalah (errors) yang ditemukan pada tahap pengujian, serta mengorganisasikan kembali anggota untuk menyelesaikan masalah yang sekiranya dapat diselesaikan. Di dalam tahap pelaporan, dilaporkan masalah-masalah yang terjadi dan pembahasan apakah masalah yang terjadi dapat dipecahkan atau tidak.
·         Lain-lain
Mendefinisikan tools, metode SQA, kontrol, pelatihan, manajemen resiko, dan pencatatan lainnya yang diperlukan selama aktivitas-aktivitas SQA dijalankan.

2.   Apakah / bagaimana angka kuantisasi untuk menentukan software berkualitas?
Suatu software dapat diukur dengan angka kuantisasi. Salah satunya dengan menggunakan metode Statistical Quality Assurance. Beberapa langkah yang dilakukan di dalam metode ini adalah:
·         Mencatat kerusakan (errors) dari software dan menggolongkannya ke dalam beberapa kategori.
Sebagai contoh adalah kesalahan pada analisa dan desain (Err1), kesalahan pada user interface (Err2), kesalahan pada dokumentasi (Err3), dan sebagainya.
·         Mencoba menelusuri asal mula munculnya errors tersebut.
Dari ketiga contoh errors tersebut (Err1, Err2, dan Err3), dicari penyebab terjadinya, dan menghitung persentasinya terhadap penggolongan kesalahan (misalnya: kesalahan kecil, sedang, dan fatal).
·         Menggunakan prinsip Pareto (80% - 20%), dimana 80 persen dari kesalahan dianggap dapat ditelusuri dan dicari penyebabnya dibandingkan sisanya yaitu 20 persen. Prinsip ini dipakai bukan berarti mengecilkan masalah-masalah yang lain, akan tetapi sebaiknya lebih fokus terhadap 80 persen dari keseluruhan errors.
Dari ketiga contoh errors tersebut, yang dilakukan adalah mencari dan fokus terhadap masalah yang menghasilkan errors terbesar (sebanyak 80% dari keseluruhan errors).
·         Menyelesaikan kesalahan (errors) yang ditemukan.

Perhitungan errors tersebut disebut dengan perhitungan error index (EI) di dalam statistical quality assurance. Rumus yang digunakan adalah :
EI = ∑ (I x PIi) / PS
     = (PI1 + 2PI2 +3 PI3 + … + iPIi) / PS

dimana   PI = Phase Index
PS = ukuran produk (software), dapat diukur dengan lines of codes (LOC), banyak dokumentasi, dan sebagainya tergantung masing-masing aktivitas SQA

PIi = ws (Si / Ei) + wm (Mi / Ei) + wt (Ti / Ei)
dimana   Ei = jumlah errors yang muncul selama i langkah dalam proses pembuatan software
               Si = jumlah errors yang dianggap serius / fatal
               Mi = jumlah errors yang dianggap sedang
               Ti = jumlah errors yang dianggap kecil / mudah (trivial)
               ws = suatu nilai faktor ukuran untuk errors yang dianggap serius / fatal, dimana nilai yang direkomendasikan adalah 10
wm = suatu nilai faktor ukuran untuk errors yang dianggap sedang, dimana nilai yang direkomendasikan adalah 3
wt = suatu nilai faktor ukuran untuk errors yang dianggap kecil / mudah (trivial), dimana nilai yang direkomendasikan adalah 1

Dari nilai EI yang diperoleh, dapat ditentukan kualitas suatu software dibandingkan dengan suatu standar pengukur SQA yang digunakan. dari angka kuantitas tersebut, kualitas suatu software dapat diukur.

3.   Ada beberapa penyebab error saat pengembangan software? Sebutkan dan jelaskan
Ada 9 penyebab error saat pengembangan software. Sembilan penyebab error tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Faulty requirement definition
2.      Client-developer communication failures
3.      Deliberate deviation from SW requirements
4.      Logical design errors
5.      Coding errors
6.      Non-compliance with documentation and coding instructions
7.      Shortcomings of the testing process
8.      Procedure errors
9.      Documentation errors
Salah satu penyebab software error adalah coding error. Coding error adalah salah satu penyebab kesalahan pada pengembangan software yang terjadi karena developer salah menerjemahkan dokumen desain software ke dalam sebuah bahasa pemrograman, salah memasukkan data, salah menggunakan tools, dan lainnya. 


4.   Bagaimana melakukan audit kualitas perangkat lunak?
Untuk melakukan audit kualitas perangkat lunak ada 3 tahapan yaitu:
·         Tahap persiapan
Di dalam tahap persiapan ada beberapa hal yang dilakukan yaitu sebagai berikut:
-          Memastikan bahwa audit SQA direncanakan pada setiap perencanaan Software Project Management.
-          Menyiapkan audit checklist untuk kebijakan, standard, dan proses-proses yang diperlukan pada saat audit.
-          Mencari data proyek seperti perencanaan proyek dan spesifikasi kebutuhan software untuk verifikasi produk dan proses.
-          Menyiapkan form untuk laporan audit.
-          Mempersiapkan meeting dengan Manajer Proyek.
-          Mencatat pengeluaran yang dilakukan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk melakukan aktivitas-aktivitas audit SQA pada tahap perencanaan audit SQA ini.

·         Tahap pelaksanaan
-          Mengadakan meeting dengan manajer dan pihak-pihak lain yang bersangkutan.
-          Memeriksa apakah pekerjaan yang dilakukan sudah sesuai dengan kebijakan, standard, dan proses-proses yang telah ditentukan pada tahap persiapan audit SQA.
-          Mencatat aktivitas-aktivitas yang sudah berjalan dengan baik dan memberikan award atau pujian kepada tim proyek.
-          Melakukan review dengan Manajer Proyek.
-          Mencatat pengeluaran yang dilakukan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk melakukan aktivitas-aktivitas audit SQA pada tahap pelaksanaan audit SQA ini.

·         Tahap penindaklanjutan (follow up)
-          Mendiskusikan dan melakukan observasi dengan manajer proyek serta melakukan pencocokan.
-          Menentukan tanggal untuk melakukan perencanaan aktivitas untuk koreksi proses-proses.
-          Menandatangani laporan audit SQA.
-          Melakukan verifikasi dan menyetujui aktivitas untuk koreksi proses-proses.
-          Menampilkan laporan audit SQA kepada manajemen.
-          Melakukan verifikasi apakah aktivitas untuk koreksi proses-proses sudah lengkap dan efisien.
-          Melaporkan masalah-masalah yang tidak dapat dipecahkan kepada manajemen.
Mencatat pengeluaran yang dilakukan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk melakukan aktivitas-aktivitas audit SQA pada tahap penindaklanjutan audit SQA ini.

5.   Sebutkan dan jelaskan komponen-komponen yang ada dalam arsitektur SQA
Bentuk skema dari arsitektur SQA yaitu seperti pada gambar dibawah ini yang saya ambil pada buku Galin SQA :

Dari gambar diatas terdapat 6 komponen yang merupakan fondasi dari pembentuk SQA :
1. Pre- Project components
2. Project life cycle SQA components
3. Infrastructure components
4. Quality Management
5. SQA standards
6. Organizational SQA

·         Pre- Project Components
Pada langkah ini merupakan langkah awal pada tahap arsitektur SQA yang didalamnya terdapat dua komponen lagi pembentuk pre-project components:

o    Contract Review
Yang dilakukan pada contract review melakukan negoisasi kontrak pada customers atau pada sebuah organisasi. Setelah dilakukan contract review nantinya akan didapatkan sebuah hasil yang disepakati oleh kedua belah pihak tentang berbagai kebutuhan yang akan diperlukan pada proses pengembangan. Pada contract review ini dilakukan seperti klarisifikasi kebutuhan dari customers,kebutuhan sumber daya dan review jadwal proyek, evaluasi staff yang ada, evaluasi resiko pada proses pengembangan. 
o     Development plan & Quality Plan
          Pada tahap ini yaitu melakukan tahap yang dilakukan setelah contract review telah disetujui dan             ditandangani. Pada tahap ini yang dilakukan yaitu merinci :
                    1. Tantangan utama yang terjadi dalam mengatur proyek.
                    2. Tantangan utama dalam menghasilkan kualitas proyek.
·          Project life cycle SQA components
 Siklus hidup proyek dibagi menjadi dua tahap :
- Tahap pengembangan
- Tahap operasi dan maintenance

Tahap pengembangan 
- Review
Review yang dilakukan disini yaitu review dokumen testing, review laporan desain yang telah dibuat, user manual,dll.
Review terdapat 2 yaitu Formal design review dan Peer review.
Yang terkait pada formal design review yaitu : Pimpinan proyek, Manejer Departemen, Ahli Software, dan Ketua departemen.
Sedangkan pada Peer review yaitu bertujuan untuk mendeteksi kesalahan yang akan terjadi pada design dan code.

- Pendapat Para Ahli
Pada tahap pengembangan mengapa dibutuhkan tenaga para ahli? karena para ahli dibutuhkan untuk melakukan kritikan agar mendeteksi kesalahan dari code atau design dikarenakan tim pengembang kurang bisa menangani hal tersebut.

- Melakukan Pengujian Software
Pengujian dilakukan juga untuk mendeteksi kesalahan yang akan terjadi pada design ataupun code. Pengujian yang dilakukan yaitu pengujian modul , intgerasi, dan  keseluruhan sistem software.

Tahap Maintenance

Tahap pemeliharaan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dari pengembangan software. 
Layanan pemeliharaan software dikategorikan sebagai berikut :
• Pemeliharaan Korektif : Koreksi kesalahan perangkat lunak dan kegagalan.
• Pemeliharaan Adaptif : Mengadaptasi software saat ini untuk keadaan tambahan tanpa mengubah software.
• Pemeliharaan Fungsi Perbaikan : Peningkatan dan perbaikan software.
 
Dan pada tahap ini juga dilakukan pengontrolan terhadap penjaminan kualitas. Sehingga menjadikan pemeliharaan ini menjadi lebih efektif. 
 
·         Infrastructure Components
 Pada tahap ini yaitu bertujuan untuk mengurangi dari tingkat kegagalan software. Pada tahap terdapat komponen pendukung yaitu :
                        •        Prosedur dan instruksi kerja.
•        Template dan checklist.
•        Pelatihan staf, pelatihan ulang, dan sertifikasi.
•        Pencegahan dan tindakan korektif.
•        Konfigurasi manajemen.
                        •        Kontrol Dokumentasi.
·          Quality Management
Tahap ini bertujuan untuk mengontrol dalam pengembangan dan pemeliharaan proyek. Quality management dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Project Progress Control
Tujuan utama dari project progress control ini yaitu untuk untuk mengetahui progres dari proyek itu samapai mana agar tidak terjadi penyimpangan dari rencana proyek yang sudah dibuat.
Tahap ini berfokus pada sumber daya, jadwal, menejemen resiko, dan biaya.
           2. Software Quality Metrics
                     Tahap ini melakukan berbagai pengukuran terhadap berbagai aspek kualitas untuk mendukung                        kegiatan pengendalian dan inisiasi.Pengukuran berlaku untuk kualitas fungsional,produktivitas,                          dan aspek proyek organisasi.

           3. Biaya Kualitas Software
·         SQA Standards
Pada tahap ini memiliki tujuan :
o    Pemanfaatan pengetahuan profesional internasional.
o     Peningkatan koordinasi dengan sistem mutu organisasi lain .
o     Evaluasi profesional tujuan dan pengukuran prestasi.
Standards yang ada pada SQA ini seperti : ISO, IEEE, dll sebagai acuan untuk proyek itu agar lebih akurat.
·         Organizational SQA
Tujuan dari organizational SQA yaitu :
·         Mengembangkan dan mendukung pelaksanaan komponen SQA.
·         Mendeteksi penyimpangan dari prosedur SQA dan metodologi.
·         Menunjukkan perbaikan komponen SQA.  
          Tahap ini mengacu pada manejemen dalam sebuah proyek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dipersilahkan bagi yang ingin komentar...