ASSALAMUALAIKUM WR. WB. SELAMAT DATANG YA DI BLOG DWI RENO SEMOGA MEMBAWA MANFAAT YA MAKASIH WASSALAMUALAIKUM WR. WB. :-)

Senin, 05 November 2012

Makalah tentang togaf


PROGRAM STUDI PERC. & MANAJ. JARINGAN KORPORAT





MATERI TENTANG TOGAF










DWI RENO PUSPONEGORO
10142205






















FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS BINA DARMA
2012
Logo Bidar Baru Color                                         





MATERI TENTANG TOGAF










DWI RENO PUSPONEGORO
10142205
TI7AI















PROGRAM STUDI PERC. & MANAJ. JARINGAN KORPORAT
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS BINA DARMA
2012


MATERI TENTANG TOGAF



Pengertian The Open Group Architecture Framework (TOGAF)


Togaf atau The The Open Group Architecture Framework adalah salah satu kerangka yang dapat digunakan untuk membangun sebuah enterprise architecture ( arsitektur enterprise) didalam sebuah organisasi atau perusahaan. Bahasa simplenya, EA sama dengan restra ( rencana strategis) tetapi ruang lingkupnya IT dan TOGAF sendiri adalah paduan atau kerangka yang digunakan untuk membuat restra IT tersebut.

TOGAF memiliki metode yang detail sekaligus tools pendukung untuk mengimplementasikannya. Framework ini dikeluarkan oleh The Open Group’s Architecture Framework pada tahun 1995.

Pada awalnya TOGAF digunakan untuk Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Selanjutnya TOGAF telah diimplementasikan pada berbagai bidang seperti:
1.  Manufaktur
2.  Perbankan
3.  Departemen Negara


Struktur dan Komponen dari TOGAF

            Dalam bidang pendidikan TOGAF telah diimplementasikan oleh Monash University. Berikut ini adalah struktur dan komponen dari TOGAF:

1. Architecture Development Method
Architecture Development Method menjelaskan bagaimana menemukan sebuah arsitektur perusahaan/organisasi secara khusus berdasarkan kebutuhan bisnisnya. Ini merupakan bagian utama dari TOGAF.






Bentuk struktur dari TOGAF-ADM adalah seperti pada gambar berikut ini.

Gambar 1  Bentuk struktur dari TOGAF-ADM

2Foundation Architecture (Enterprise Continuum)
Foundation Architecture merupakan sebuah “framework-within-a-framework” yang menyediakan hubungan bagi pengumpulan asset arsitektur yang relevan dan menyediakan bantuan petunjuk pada saat terjadinya perpindahan abstraksi level yang berbeda.

Foundation Architecture terdiri dari:
a. Technical Reference Model
    Menyediakan sebuah model dan klasifikasi dari platform layanan generik.
b. Standard Information Base
    Menyediakan standar-standar dasar dari informasi.
c. Building Block Information Base
    Menyediakan blok-blok dasar informasi di masa yang akan datang.

3. Resource Base
Bagian ini memberikan sumber-sumber informasi berupa guidelines, templates, checklists,latar belakang informasi dan detil material pendukung yang membantu arsitek di dalam penggunaan Architecture Development Method.


TOGAF digunakan sebagai framework untuk arsitektur sistem informasi perguruan tinggi karenacocok dengan karakteristik perguruan tinggi dan sistem informasinya itu sendiri, yaitu:
1. Dibutuhkan suatu metoda yang fleksibel untuk mengintegrasikan unit-unit informasi dan mungkin juga sistem perencanaan sistem informasi (SI) dengan flatform dan standar yang berbeda-beda. TOGAF mampu untuk melakukan integrasi untuk berbagai sistem yang berbeda-beda.
2. TOGAF cenderung merupakan suatu metoda yang bersifat generik serta fleksibel yang dapat
mengantisipasi segala macam artefak yang mungkin muncul dalam proses perancangan (karena TOGAF memiliki resource base yang sangat banyak), standarnya diterima secara luas, dan mampu mengatasi perubahan.
3. TOGAF mudah diimplementasikan.
4. TOGAF bersifat open source .



Tahapan dari TOGAF ADM secara ringkas bisa dijelaskan sebagai berikut:

a. Architecture Vision
Menciptakan keseragaman pandangan mengenai pentingnya arsitektur enterprise untuk mencapai tujuan organisasi yang dirumuskan dalam bentuk strategi serta menentukan lingkup dari arsitektur yang akan dikembangkan. Pada tahapan ini berisikan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk mendapatkan arsitektur yang ideal.

b. Business Architecture
Mendefinisikan kondisi awal arsitektur bisnis, menentukan model bisnis atau aktivitas bisnis yang diinginkan berdasarkan skenario bisnis. Pada tahap ini tools dan metode umum untuk pemodelan seperti: BPMN, IDEF dan UML bisa digunakan untuk membangun model yang diperlukan.

c. Information System Architecture
Pada tahapan ini lebih menekankan pada aktivitas bagaimana arsitektur sistem informasi dikembangkan. Pendefinisian arsitektur sistem informasi dalam tahapan ini meliputi arsitektur data dan arsitektur aplikasi yang akan digunakan oleh organisasi. Arsitekur data lebih memfokuskan pada bagaimana data digunakan untuk kebutuhan fungsi bisnis, proses dan layanan. Teknik yang bisa digunakan dengan yaitu: ER-Diagram, Class Diagram, dan Object Diagram. Pada arsitektur aplikasi lebih menekan pada bagaimana kebutuhan aplikasi direncanakan dengan menggunakan Application Portfolio Catalog, serta menitik beratkan pada model aplikasi yang akan dirancang. Teknik yang bisa digunakan meliputi: Application Communication Diagram, Application and User Location Diagram dan lainnya.

d. Technology Architecture
Membangun arsitektur teknologi yang diinginkan, dimulai dari penentuan jenis kandidat teknologi yang diperlukan dengan menggunakan Technology Portfolio Catalog yang meliputi perangkat lunak dan perangkat keras. Dalam tahapan ini juga mempertimbangkan alternatifalternatif yang diperlukan dalam pemilihan teknologi. Teknik yang digunakan meliputi Environment and Location Diagram, Network Computing Diagram, dan lainnya.

e. Opportunities and Solution
Pada tahapan ini lebih menekan pada manfaat yang diperoleh dari arsitektur enterprise yang meliputi arsitektur bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi, sehingga menjadi dasar bagi stakeholder untuk memilih dan menentukan arsitektur yang akan diimplementasikan. Untuk memodelkan tahapan ini dalam rancangan bisa menggunakan teknik Project Context Diagram dan Benefit Diagram.

f. Migration Planning
Pada tahapan ini akan dilakukan penilaian dalam menentukan rencana migrasi dari suatu sistem informasi. Biasanya pada tahapan ini untuk pemodelannya menggunakaan matrik penilaian dan keputusan terhadap kebutuhan utama dan pendukung dalam organisasi terhadap impelemtasi sistem informasi.

g. Implementation Governance
Menyusun rekomendasi untuk pelaksanaan tatakelola implementasi yang sudah dilakukan, tatakelola yang dilakukan meliputi tatakelola organisasi, tatakelola teknologi informasi, dan tatakelola arsitektur. Pemetaaan dari tahapan ini bisa juga dipadukan dengan framework yang digunakan untuk tatakelola seperti COBITS dari IT Governance Institute (ITGI) (Open Group, 2009).

h. Arcitecture Change Management
Menetapkan rencana manajemen arsitektur dari sistem yang baru dengan cara melakukan pengawasan terhadap perkembangan teknologi dan perubahan lingkungan organisasi, baik internal maupun eksternal serta menentukan apakah akan dilakukan siklus pengembangan arsitektur enterprise berikutnya.






Mengenal The Open Group Architecture Framework (TOGAF)




[Image: 116166237c0b5e299561b53ca078928767445d70.gif]
Gambar 2 arsitektur enterprise

Seperti ditunjukkan dalam gambar 2, TOGAF membagi arsitektur enterprise ke dalam empat kategori, yaitu sebagai berikut :

1.      Business architecture, menjelaskan proses binis untuk memenuhi tujuannya.
2.      Application architecture, menjelaskan bagaimana aplikasi khusus dirancang dan bagaimana aplikasi berinteraksi satu dengan yang lainnya.
3.      Data architecture, menjelaskan bagaimana enterprise datastores diatur dan diakses.
4.      Technical architecture, menjelaskan infrasrtuktur hardware dan software yang mendukung aplikasi dan interaksinya.


           TOGAF menggambarkan dirinya sebagai sebuah “kerangka,” namun bagian terpenting dari TOGAF adalah Architecture Development Method (ADM). ADM adalah resep untuk menciptakan arsitektur. Mengingat bahwa ADM adalah bagian dari TOGAF, TOGAF dikategorikan sebagai proses arsitektur sedangkan ADM sebagai metodologi.

            Dipandang sebagai proses arsitektur, TOGAF melengkapi Zachman yang dikategorikan sebagai taksonomi arsitektur. Zachman memberitahukan bagaimana mengkategorikan artefak. Sedangkan TOGAF menciptakan prosesnya.
TOGAF pandangan dunia arsitektur enterprise sebagai kontinum dari arsitektur, mulai dari yang sangat umum sampai kepada yang sangat spesifik. TOGAF’s ADM menyediakan proses untuk mengemudikan gerakan dari umum ke khusus.

            TOGAF adalah sebuah landasan Arsitektur karena terdapat prinsip-prinsip arsitektural yang secara teoritis akan digunakan oleh organisasi TI.

[Image: 116166261ec8eeba0973c75e2e336dc5796fe542.gif]

Gambar 3 The TOGAF Enterprise Continuum

            TOGAF didefinisikan berbagai pengetahuan dasar yang hidup dalam Foundation Architecture. Dan kemungkinan anda akan masuk pada Technical Reference Model (TRM) dan Standards Information Base (SIB). TRM adalah gambaran yang disarankan dalam sebuah arsitektur generik TI sedangkan SIB adalah kumpulan standar dan pseudo-standar yang direkomendasikan TOGAF dalam membangun arsitektur TI.

[Image: 11616629160d60a11a707be9a21101350e402ccf.gif]

Gambar 4 The TOGAF Architecture Development Method (ADM)

            Dalam phase A, Analyst akan memastikan bahwa proyek tersebut memiliki dukungan yang diperlukan dalam menentukan ruang lingkup proyek, mengidentifikasi kendala, dokumen persyaratan bisnis, dan membangun definisi tingkat tinggi arsitektur dan target (yang diinginkan) arsitektur.

            Puncak dari Phase A akan menjadikan Statement of Architecture Work, yang harus disetujui oleh berbagai pemangku kepentingan sebelum tahap berikutnya. Output dari fase ini adalah untuk menciptakan sebuah visi arsitektur untuk dapat lulus dari siklus ADM. Analyst akan membimbing dalam melilih proyek, memvalidasi proyek terhadap prinsip-prinsip arsitektur yang telah dibuat pada Tahap Pendahuluan, dan memastikan bahwa para pemangku kepentingan telah diidentifikasi dan isu-isu mereka telah ditangani.

            Visi Arsitektur dibuat Phase A akam menjadi masukan utama sebagai tujuan pada Phase B. Pada Phase B adalah untuk menciptakan Baseline rinci, arsitektur target bisnis dan melakukan elalisis lengkap dari kesenjangan yang terjadi.

            Phase B melibatkan pemodelan bisnis, analisis bisnis yang sangat rinci, dan dokumentasi persyaratan teknis. Kesuksesan Phase B memerlukan masukan dari banyak pihak. Outputnya akan menjadi penjelas rinci tentang dasar dan tujuan target bisnis, dan deskripsi kesenjangan arsitektur bisnis.

            Phase C untuk arsitektur sistem informasi, TOGAF mendefinisikan sembilan langkah, masing-masing dengan beberapa sub-langkah :
1.      Develop Baseline data-architecture description
2.      Review and validate principles, reference model, viewpoints, and tools
3.      Create architecture models, including logical data models, data-management process models, and relationship models that map business functions to CRUD (Create, Read, Update, Delete) data operations
4.      Select data-architecture building blocks
5.      Conduct formal checkpoint reviews of the architecture model and building blocks with stakeholders
6.      Review qualitative criteria (for example, performance, reliability, security, integrity)
7.      Complete data architecture
8.      Conduct checkpoint/impact analysis
9.      Perform gap analysis
10.  Yang paling penting dari tahap ini akan menjadi Target Informasi dan aplikasi Arsitektur.

            Tahap D melengkapi arsitektur-teknik infrasturktur yang dibutuhkan untuk mendukung arsitektur baru yang diusulkan. Fase ini selesai bila ada keterlibatan dengan tim teknis.

            Phase E : mengevaluasi berbagai kemungkinan pelaksanaan, mengidentifikasi proyek-proyek implementasi besar yang mungkin dilakukan, dan mengevaluasi peluang usaha yang berkaitan dengan proyek.

            Phase F berkaitan erat dengan Phase E. Pada fase ini, Analyst bekerja dengan Governance Body untuk mengurutkan proyek yang diidentifikasi dalam Phase E ke dalam urutan prioritas yang meliputi biaya, manfaat serta faktor-faktor resiko.

Metodologi Pembangunan Arsitektur Enterprise

Arsitektur Enterprise (EA) pada dasarnya adalah strategi pemanfaatan IT dan integrasi antara pengembangan bisnis dengan pengembangan IT. EA mengambarkan rencana untuk mengembangkan sebuah sistem atau sekumpulan sistem. Bagaimana implementasi dari EA dapat digunakan oleh organisasi, sebaiknya mengadopsi sebuah framework yang dapat digunakan dalam melakukan pengembangan EA tersebut. Dengan memanfaatkan EA framework diharapkan sebuah organisasi dapat mengelola sistem yang komplek dan dapat menyelaraskan antara pengembangan bisnis dan pengembangan IT yang di investasikan untuk memenuhi proses integrasi setiap komponen bagian yang terdapat didalamnya. EA framework dibuat berdasarkan “The Technical Architecture Framework for Information Management (TAFIM)” yang dirancang oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat.

Framework TOGAF merupakan satu kerangka terperinci dan alat pendukung untuk mengembangkan satu Arsitektur Enterprise yang dipergunakan dengan bebas oleh apapun organisasi yang mengembangkan untuk mendesain, evaluasi, dan membangun blueprint TI. TOGAF memiliki metode yang detail sekaligus tools pendukung untuk mengimplementasikannya. Framework ini dikeluarkan oleh The Open Group’s Architecture Framework pada tahun 1995.

Metodologi untuk desain arsitektur didalam TOGAF disebut architecture development method (ADM) yaitu suatu proses yang menyeluruh, terintegrasi untuk mengembangkan dan memelihara suatu Arsitektur Enterprise. ADM meliputi 9 tahapan dasar yang bersifat iteratif ,  yaitu tahapan persiapan, Architecture Vision, Business Architecture, Information System Architecture, Technology Architecture, Opportunities and Solutions, Migration Planning, Implementation Governance, Architecture Change Management dan Requirements Management. Seluruh tahapan pada TOGAF ADM merujuk pada kebutuhan organisasi dan didasarkan pada prinsip-prinsip pengembangan arsitektur TOGAF.

ADM membentuk sebuah siklus yangiteratif untuk keseluruhan proses, antar fase, dan dalam tiap fase di mana pada tiap-tiap iterasikeputusan baru harus diambil. Keputusan tersebutdimaksudkan untuk menentukan luas cakupanenterprise, level kerincian, target waktu yang ingindicapai dan asset arsitektural yang akan digali dalamenterprise continuum.
Gambar 5 Kerangka Kerja TOGAF

Pada TOGAF Framework (gambar 2.4), dalam konteks  Arsitektur Enterprise dideskripsikan sebagai berikut:

1.    Phase persiapan (Preliminary Phase): Merupakan fase persiapan yang bertujuan untuk mengkonfirmasi komitmen dari stakeholder, penentuan framework dan metodologi detil yang akan digunakan pada pengembangan EA. Pendekatan, input, dan output dari tahap persiapandapat dilihat pada gambar dibawah.

Gambar 6  Pendekatan, input, dan output fase persiapan

2.      Phase A: Architecture Vision. Mendefinisikan scope, vision dan memetakan strategi. Fase ini memiliki tujuan untuk memperoleh komitmen manajemen terhadap fase ADM ini, memvalidasi prinsip, tujuan dan pendorong bisnis, mengidentifikasi stakeholder.  
Gambar 7  Pendekatan, input, dan output fase architecture vision

3.      Phase B: Business Architecture. Mendeskripsikan bisnis arsitektur saat ini dan sasaran dan menentukan celah (gap) di antara mereka. Fase B bertujuan untuk (1) memilih sudut pandang terhadap arsitektur yang bersesuaian dengan bisnis dan memilih teknik dan tools yang tepat (2) mendeskripsikan arsitektur bisnis eksisting dan target pengembangannya serta analisis gap antara keduanya.  
Gambar 8  Pendekatan, input, dan output fase business architecture 

4.      Phase C: Information System Architecture. Tujuan fase ini adalah untuk mengembangkan arsitektur target untuk data dan/atau domain aplikasi.
 Pendekatan, input, dan output fase information system architecture
Gambar 9  Pendekatan, input, dan output fase information system architecture 

5.      Phase D: Technology Architecture. Menciptakan sasaran keseluruhan arsitektur yang akan diterapkan pada tahapan kedepan yang akan menjadi basis implementasi selanjutnya.
Pendekatan, input, dan output fase technology architecture
Gambar 10  Pendekatan, input, dan output fase technology architecture 

6.      Phase E: Opportunities and Solutions. Secara umum merupakan fase untuk mengevaluasi dan memilih cara pengimplemetasian, mengidentifikasi parameter strategis untuk perubahan, perhitungan cost dan benefit dari proyek serta menghasilkan rencana implementasi secara keseluruhan berikut strategi migrasinya.
Pendekatan, input, dan output fase opportunities & solutions
Gambar 11  Pendekatan, input, dan output fase opportunities & solutions 

7.      Phase F: Migration Planning. Fase ini bertujuan untuk mengurutkan implementasi proyek berdasarkan prioritas dan daftar tersebut akan menjadi basis bagi rencana detil implementasi dan migrasi.
Pendekatan, input, dan output fase migration planning
Gambar 12  Pendekatan, input, dan output fase migration planning 

8.      Phase G: Implementation Governance. Merupakan tahapan memformulasikan rekomendasi untuk setiap implementasi proyek, membuat kontrak arsitektur yang akan menjadi acuan implementasi proyek serta menjaga kesesuaiannya dengan arsitektur yang telah ditentukan.
Pendekatan, input, dan output fase implementation governance
Gambar 13  Pendekatan, input, dan output fase implementation governance 

9.      Phase H: Architecture Change Management. Memonitor sistem yang sedang berjalan untuk kepentingan perubahan dan menentukan tahapan siklus. Pada akhir fase ini diharapkan terbentuk skema proses manajemen perubahan arsitektur
Pendekatan, input, dan output fase architecture change management
Gambar 14  Pendekatan, input, dan output fase architecture change management 

10.  Requirements Management. Bertujuan untuk menyediakan proses pengelolaan kebutuhan arsitektur sepanjang fase pada siklus ADM, mengidentifikasi kebutuhan enterprise, menyimpan lalu memberikannya kepada fase yang relevan.

            Perancangan Arsitektur Enterprise diharapkan dapat menjawab dan mendeskripsikan dengan jelas dan definitif aspek-aspek perencanaanArsitektur Enterprise tersebut. Masing-masing aspek memiliki korelasi yang jelas dengan yang lainnya, sehingga memudahkan perencanaan penerapan teknologi dan integrasinya.
















DAFTAR PUSTAKA



2.      http://www.eocommunity.com/showthread.php?tid=15783

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dipersilahkan bagi yang ingin komentar...